Sebenarnya, apa pun yang agan lihat dan lakukan di Raja Ampat, Papua Barat, dijamin akan memukau :matabelo
Soft-coral yang besar melambai-lambai, gua
bawah laut, belasan pulau karang di tengah laut yang memberikan kesan
sedang berada di jaman jurrassic, hard-coral yang tumbuh melampaui batas
air, perairan yang jernih, dan lain-lain. Tapi, pasti ada beberapa
orang yang bertanya (mungkin agan salah satu diantaranya), “bagaimana
caranya agar perjalanan Raja Ampat-ane jadi tak hanya memukau, tapi tak
terlupakan?” Jawabannya, tentu adalah dengan mendatangi spot-spot yang
terkenal secara internasional di sana.
So, andaikata agan menyewa perahu sendiri di Raja Ampat atau tour
leader-agan bertanya, “mau ke mana lagi kita?”, maka ane sangat
merekomendasikan agan untuk menyebutkan setidaknya satu dari lima spot
di bawah ini:
1. Keluar Masuk Gua dengan Raja Laut di Kepulauan Wayag
Di ujung utara Raja Ampat, terdapat kepulauan
Wayag yang memiliki keindahan yang grandeur. Ratusan bukit kapur
mencuat dari atas laut, pantai-pantai berpasir putih memanggil untuk
disinggahi, dan taman-taman hard-coral mengeluarkan pesona
warna-warninya. Tapi, jika agan bisa mengalahkan semua godaan itu, maka
agan akan mendapatkan hadiah utamanya.
Di bagian timur laut kep. Wayag, terdapat gua bawah laut yang sering dikunjungi oleh hiu karang abu-abu. Asal di badan kita tak ada luka terbuka, sebenarnya cukup aman untuk berenang bersama hiu-hiu ini. Gerakan mereka ditingkahi oleh soft-coral berbentuk kipas yang menempel di dinding gua. Kombinasi warna abu-abu hiu dan warna merah seafans ini memberikan sensasi visual yang memikat.
2. Stasiun Pencucian Pari Manta di Waigeo
Bayangkan puluhan Pari Manta –sebagian memiliki lebar sampai lebih dari 5 meter— melintas di atas kepala agan bagaikan layang-layang raksasa, berputar-putar sambil mengantri untuk dibersihkan. Pari Manta ini sedang menjadi klien dari beberapa ikan kecil yang bertugas sebagai “pencuci mobil”. Saat ikan-ikan kecil ini (kebanyakan Angelfish) selesai membersihkan satu Manta, maka mereka akan pindah ke Manta lain dan memulai lagi proses pembersihan. Bayarannya? Tentu makanan yang menempel di badan Pari Manta
Pari Manta bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk membersihkan diri. Pesolek juga, ya gan? Manta-manta ini membersihkan parasit yang menempel di tubuh mereka, serta membersihkan luka yang mereka miliki agar tidak infeksi. Terdapat dua stasiun pencucian di Waigeo. Keduanya memiliki arus yang cukup kuat, jadi agan harus meminjam tali berkait agar bisa menjangkarkan diri ke hard-coral dan menonton acara bersih-bersih dengan tenang. Oh ya, agan butuh guide berpengalaman untuk mengantar agan ke stasiun ini. Jika tidak, Pari Manta ini bisa terganggu lalu kabur.
3. Waitanta, Rumah dari Kalkun Bruijn Berkepala Merah
Pada Maret 1999, penelitian besar-besaran dilakukan untuk menemukan kembali kalkun Bruijn berkepala merah. Butuh waktu sampai Desember tahun 2000 sebelum akhirnya tulang belulang kalkun yang hidup di semak-semak ini berhasil ditemukan. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, diketahuilah bahwa ternyata Mangkwap —nama lokal burung ini— masih hidup, walau pun jumlahnya sangat sedikit. Mereka bisa ditemukan di Waigeo dan Batanta yang disingkat Waitanta.
Kini, mimpi dari kebanyakan para ahli unggas adalah melihat secara langsung kalkun kepala merah ini. Foto hasil jepretan sendiri dari Mangkwap adalah sebuah harta karun yang sangat dihargai, dan proses mencarinya adalah sebuah petualangan yang membutuhkan skill khusus. Jika agan juga ingin masuk ke daftar segelintir orang di dunia ini yang pernah melihat Aepypodius bruijni, arahkan kapal agan ke Waitanta.
4. Perairan Salawati, Tempat Peristirahatan Terakhir Kapal PD II
Sebagai tempat yang menjadi saksi perang dunia kedua, Raja Ampat memiliki banyak ceceran kapal laut dan pesawat yang tenggelam di perairannya. Sebut saja Shinwa Maru, pesawat P40 dan banyak lagi mesin-mesin korban PD II yang kini tidur selamanya di dasar laut.
Setelah dulu menjadi biang kengerian, kini bangkai kapal perang ini menjadi sebuah pemandangan yang indah. Mereka terlihat seperti labirin raksasa yang menantangmu untuk memasuki perut mereka. Di dalamnya, ikan-ikan yang menjadikan kapal ini sebagai rumah akan menyambut kedatangan agan dengan rasa ingin tahu. Perairan yang memiliki koleksi kapal karam adalah perairan Salawati dan pulau Wai.
5. Perairan Pulau Misool dan Blue Mangrove-nya yang Terkenal
Blue Water Mangrove di Misool menjadi terkenal sekitar tiga tahun lalu saat seorang jurnalis mengabadikannya dengan kamera bawah air. Di lokasi Blue Water Mangrove, akar-akar pohon bakau bertemu dengan titik dimulainya terumbu karang tumbuh. Bahkan, beberapa pohon bakau pun ditempeli oleh terumbu karang, membuat sebuah pemandangan yang unik.
Di lokasi Blue Water Mangrove jenis ikannya pun menjadi beragam. Mereka yang biasanya hidup di sekitar mangrove bercampur dengan mereka yang biasanya hidup di sekitar terumbu karang. Untuk mendapatkan komposisi foto atas air-bawah air yang memukau, Blue Water Mangrove-lah jawabannya gan
Sumber : http://jelajah.valadoo.com/adventure/5-hal-tak-boleh-dilewatkan-di-raja-ampat
0 comments:
Posting Komentar