Rabu, 12 Oktober 2011

Lagu Bunuh Diri Yang Terkenal

Gloomy Sunday, terkenal sebagai lagu bunuh diri .Setelah mendengar lagu tersebut, siapapun yang mendengarnya akan merasa ingin mengakhiri hidupnya..Ada apa sebenarnya dibalik lagu ini...?


Gloomy Sunday
Lagu Gloomy Sunday yang judul aslinya Szomorú Vasárnap atau dalam bahasa Indonesianya Minggu Yang Kelam tercipta pada tahun 1933 dan merupakan karya dari seorang komposer dan pemain piano autodidak dari Budapest, Hungaria, bernama Rezső Seress. Lagu ini terkenal sebagai lagu pengiring kematian pada era itu, karena banyak yang telah menjadi korban bunuh diri karena seolah-olah terhipnotis setelah mendengar lagu tersebut. Rezső Seress sang penciptanya juga meninggal akibat bunuh diri pada tahun 1968.

Argumentasi, Lelaki Shalih, dan Cinta

“Bila seorang laki-laki yang kamu ridhai agama dan akhlaqnya meminang,” kata Rasulullah mengandaikan sebuah kejadian sebagaimana dinukil Imam At Tirmidzi, “Maka, nikahkanlah dia.” Rasulullah memaksudkan perkataannya tentang lelaki shalih yang datang meminang putri seseorang.

“Apabila engkau tidak menikahkannya,” lanjut beliau tentang pinangan lelaki shalih itu, “Niscaya akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas.” Di sini Rasulullah mengabarkan sebuah ancaman atau konsekuensi jika pinangan lelaki shalih itu ditolak oleh pihak yang dipinang. Ancamannya disebutkan secara umum berupa fitnah di muka bumi dan meluasnya kerusakan.

Saya Tidak Tahu



Salah satu ajaran teragung yang disumbangkan Islam untuk ilmu pengetahuan adalah kalimat saya tidak tahu. Ia kalimat yang setiap orang berilmu mesti berlatih mengatakannya. Semakin berilmu semakin dituntut untuk fasih mengucapnya. Semakin ia mengetahui semakin haram lidahnya kaku menyebutnya. Siapa saja yang mengaku berilmu dan tidak lancar lidahnya mengucapnya, sungguh ia sedang menggali kuburannya sendiri.
Saya tidak tahu bukan hanya menjadi penyelesai masalah tapi juga menjadi lambang kebesaran hati. Juga simbol kedewasaan. Dan yang paling penting saya tidak tahu adalah penyelamat dari negerinya pertanggungjawaban di hadapan Allah nanti.

Islam sebagai penganjur ajaran ini memberikan contoh yang tidak tanggung-tanggung. Ia memperlihatkan bagaimana seorang yang digelari manusia mulia, kekasih Allah, sosok agung yang seluruh ramalannya terbukti, tokoh yang tak ditemukan kekurangan akhlaq dalam dirinya. Pribadi yang seluruh alam menangisi kepergiannya. Pemimpin yang begitu cantik berpolitik, panglima perang yang sangat cerdik strateginya, petarung tangguh yang tak terkalahkan, guru yang sangat menawan, murabbi yang penuh cinta, suami yang romantis dan bapak yang selangit kasihnya.

Renungan Malamku

Semakin kita bereaksi terhadap celaan dan pujian, semakin kita menderita, tapi tahap awal yg baik, kalau menyadari kita mudah goyah oleh celaan dan pujian.

Semakin maju batin seseorang, ia semakin tidak terpengaruh oleh itu.

Ketika berbuat baik, senanglah melakukannya walau tdk ada yg menghargai, karena perbuatan baik kita tetap berharga walau tidak dihargai oleh orang lain.

Pujian tidak membuat kita menjadi lebih baik. Ini bukan jalan untuk menjadi baik. Kenapa saya harus mencari dan merasa senang akan pujian? Sebaiknya saya senang berbuat baik dan membuat diri saya menjadi baik sungguhan.

Celaan tidak membuat saya menjadi tercela. Lalu kenapa saya tdk senang ketika dicela? Padahal celaan tdk membuat saya menjadi buruk.