Manusia purba ternyata sudah punya “teknologi” pengusir nyamuk sesuai zamannya. Alatnya berupa daun dan batang yang dipadatkan dan ditaruh pada sebuah batu. Daun yang dipakai tidak sembarangan. Karena, daun tersebut ternyata punya zat kimia yang mampu mengusir nyamuk.
Ternyata, bukan satu-dua daun yang dipakai. Namun, banyak daun yang disatukan pada batu itu. Akhirnya, jadilah tumpukan daun menyerupai sebuah “kasur yang empuk”. Manusia purba bisa tidur nyenyak di atasnya tanpa takut badannya bengkak akibat gigitan nyamuk.
Kasur dan teknologi antinyamuk purba ini ditemukan peneliti di Afrika Selatan. Umurnya diperkirakan sudah mencapai 77 ribu tahun. Sementara itu, manusia purba diperkirakan sudah mengenal kasur ini dari 77 ribu sampai 33 ribu tahun yang lalu. Temuan yang sudah menjadi fosil di situs Sibudu itu masih terawat dengan baik.
Analisa lain, manusia purba juga tidak segan memperbaiki kasur mereka saat kondisinya mulai usang. Mereka tidak langsung membuangnya. Jika kondisinya sudah tidak layak lagi, kasur daun itu segera dibakarnya. Kemungkinannya, mereka melakukan itu untuk menghindari serangan hama.
“Ini menandakan jika penduduk yang mendiami Sibudu sudah punya pengetahuan mengenai daun-daunan yang berada di sekitar tempat mereka tinggal,” kata Profesor Lyn Wadley dari University of the Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan, seperti dikutip National Geographic.
0 comments:
Posting Komentar